Welcome to Forum
Discuss everything about Neighborhood & Identity
-
TTeologia Reformed 8 months ago
Pendahuluan
Efesus 2:4-10 adalah salah satu bagian Alkitab yang menekankan kasih karunia Allah yang luar biasa dalam menyelamatkan manusia dari dosa. Dalam ayat-ayat ini, Paulus mengungkapkan bahwa keselamatan bukanlah hasil dari usaha manusia, melainkan murni anugerah dari Allah yang diberikan melalui Yesus Kristus. Ayat-ayat ini tidak hanya menekankan belas kasih Allah, tetapi juga mengajarkan bahwa iman dan perbuatan baik adalah hasil dari karya Allah dalam hidup orang percaya.
Ayat-ayat ini berbunyi:
"Akan tetapi, Allah, yang kaya dengan belas kasih dan karena kasih-Nya yang besar itu Ia mengasihi kita, bahkan ketika kita mati dalam pelanggaran-pelanggaran kita, Ia menghidupkan kita bersama dengan Kristus—oleh anugerah kamu telah diselamatkan—dan Ia membangkitkan kita dengan Dia dan mendudukkan kita bersama dengan Dia di tempat surgawi dalam Yesus Kristus, supaya pada masa yang akan datang, Ia boleh menunjukkan kekayaan anugerah-Nya yang tak terukur dalam kebaikan-Nya kepada kita dalam Yesus Kristus. Sebab, oleh anugerah kamu diselamatkan melalui iman dan ini bukan dari dirimu sendiri, tetapi karunia Allah, bukan hasil usahamu, supaya tidak ada seorang pun yang menyombongkan diri. Kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Yesus Kristus untuk melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya supaya kita bisa hidup di dalamnya." (Efesus 2:4-10, AYT).
Artikel ini akan mengeksplorasi pesan teologis dari Efesus 2:4-10 dengan meninjau pandangan beberapa teolog terkenal seperti John Calvin, Martin Luther, J.I. Packer, dan R.C. Sproul. Selain itu, artikel ini akan membahas bagaimana ayat-ayat ini mengajarkan tentang kasih karunia, anugerah keselamatan, dan tanggung jawab kita sebagai orang percaya untuk melakukan perbuatan baik.
1. Kasih Allah yang Kaya dengan Belas Kasihan
Efesus 2:4 menyatakan bahwa Allah “kaya dengan belas kasih dan karena kasih-Nya yang besar.” Ayat ini mengungkapkan bahwa motivasi utama Allah dalam menyelamatkan manusia adalah kasih-Nya yang melimpah. Ini menegaskan bahwa keselamatan bukanlah hasil dari keinginan atau usaha manusia, tetapi berasal dari hati Allah yang penuh belas kasihan. Manusia, dalam kejatuhan dan dosanya, tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri, tetapi Allah dalam kasih-Nya yang tak terbatas memilih untuk menyelamatkan umat-Nya.
John Calvin, dalam Institutes of the Christian Religion, menekankan bahwa kasih Allah adalah dasar dari seluruh karya keselamatan. Calvin menulis, “Kasih Allah yang melimpah adalah sumber dari segala anugerah yang kita terima. Manusia tidak memiliki apa-apa dalam dirinya sendiri yang dapat memancing kasih Allah, tetapi kasih itu diberikan murni karena belas kasihan-Nya.” Calvin menegaskan bahwa keselamatan hanya mungkin terjadi karena inisiatif Allah yang penuh kasih, bukan Teologia Reformed karena usaha manusia.
Teolog gereja awal, Augustine, dalam The City of God, juga mengajarkan bahwa kasih Allah adalah motivasi utama dalam penyelamatan manusia. Augustine menulis, “Allah mengasihi kita bukan karena kita layak untuk dikasihi, tetapi karena Allah memilih untuk mengasihi kita meskipun dalam keadaan kita yang berdosa.” Bagi Augustine, kasih Allah adalah tindakan kasih yang tidak bersyarat dan murni, diberikan kepada manusia yang tidak layak.
2. Anugerah dalam Keselamatan: “Oleh Anugerah Kamu Telah Diselamatkan”
Ayat 5 menekankan bahwa keselamatan adalah hasil dari anugerah Allah, bahkan ketika manusia “mati dalam pelanggaran-pelanggaran.” Paulus menegaskan bahwa keselamatan bukanlah hasil dari usaha manusia, tetapi sepenuhnya adalah karya kasih karunia Allah. Frasa “oleh anugerah kamu telah diselamatkan” menggarisbawahi bahwa keselamatan adalah pemberian Allah yang tidak dapat diperoleh melalui pekerjaan atau prestasi manusia.
Martin Luther, tokoh utama Reformasi Protestan, menekankan pentingnya doktrin keselamatan oleh anugerah dalam karyanya On the Bondage of the Will. Luther menulis, “Manusia dalam keadaan berdosanya tidak memiliki kapasitas untuk berbuat apa pun yang dapat memperoleh keselamatan. Anugerah Allah bekerja tanpa syarat, karena keselamatan adalah tindakan kasih karunia yang tidak bisa dibeli atau diperoleh.” Bagi Luther, keselamatan hanya mungkin terjadi karena anugerah Allah yang diberikan melalui iman kepada Yesus Kristus.
J.I. Packer, dalam bukunya Knowing God, menekankan bahwa anugerah Allah adalah prinsip utama dalam keselamatan Kristen. “Anugerah adalah pemberian Allah yang tidak layak kita terima, tetapi diberikan secara cuma-cuma melalui Yesus Kristus. Tidak ada usaha manusia yang bisa menambah atau mengurangi anugerah ini,” tulis Packer. Packer menekankan bahwa memahami anugerah Allah akan membawa orang percaya pada sikap rendah hati dan syukur karena mengetahui bahwa keselamatan bukanlah hasil dari usaha manusia.
3. Dibangkitkan dan Didudukkan bersama Kristus di Tempat Surgawi
Efesus 2:6 menyatakan bahwa Allah telah membangkitkan kita bersama dengan Kristus dan mendudukkan kita bersama dengan Dia di tempat surgawi. Ayat ini menunjukkan bahwa melalui karya keselamatan Kristus, orang percaya tidak hanya diselamatkan dari dosa, tetapi juga diangkat ke dalam status baru yang mulia. Kita diberi tempat bersama Kristus, yang menegaskan bahwa keselamatan bukan hanya tentang pengampunan dosa, tetapi juga tentang status dan posisi baru sebagai anak-anak Allah.
John Calvin menekankan bahwa pengangkatan kita bersama Kristus di tempat surgawi menunjukkan penyatuan kita dengan Kristus dalam segala aspek hidup-Nya. “Melalui penyatuan dengan Kristus, kita tidak hanya diselamatkan dari dosa, tetapi juga diangkat untuk berbagi dalam kemuliaan-Nya. Kita sekarang memiliki hak istimewa untuk berada di hadirat Allah bersama Kristus,” tulis Calvin. Bagi Calvin, keselamatan adalah lebih dari sekadar pembebasan dari dosa; itu adalah pengangkatan ke dalam kehidupan yang mulia bersama Kristus.
R.C. Sproul, dalam The Holiness of God, menekankan bahwa menduduki tempat surgawi bersama Kristus menunjukkan kepastian dan keamanan keselamatan orang percaya. Sproul menulis, “Menduduki tempat surgawi bersama Kristus adalah jaminan bahwa keselamatan kita aman di dalam Kristus. Tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah yang ada di dalam Kristus Yesus.” Sproul menekankan bahwa keselamatan yang kita terima dalam Kristus bukanlah sesuatu yang sementara, tetapi permanen dan penuh kepastian.
4. Kekayaan Anugerah Allah yang Tak Terukur
Efesus 2:7 menyatakan bahwa Allah, melalui keselamatan dalam Kristus, menunjukkan “kekayaan anugerah-Nya yang tak terukur dalam kebaikan-Nya kepada kita.” Ini mengajarkan bahwa keselamatan adalah demonstrasi nyata dari kekayaan kasih karunia Allah yang melampaui segala pengertian manusia. Allah menyelamatkan kita untuk menyatakan kemuliaan-Nya dan untuk menunjukkan kebaikan-Nya yang tak terbatas kepada dunia.
John Stott, dalam bukunya The Cross of Christ, menekankan bahwa keselamatan adalah puncak dari penyataan kasih karunia Allah. “Salib adalah tempat di mana kekayaan kasih karunia Allah dinyatakan sepenuhnya. Melalui salib, Allah menunjukkan kasih-Nya yang besar kepada dunia yang berdosa,” tulis Stott. Stott menekankan bahwa keselamatan bukan hanya tentang menerima anugerah Allah, tetapi juga tentang mengakui bahwa anugerah ini adalah cerminan dari kekayaan kasih-Nya yang tak terbatas.
N.T. Wright, dalam Simply Christian, juga menekankan bahwa keselamatan adalah bagian dari rencana Allah untuk memperbarui ciptaan-Nya. “Kekayaan anugerah Allah tidak hanya menyelamatkan kita dari dosa, tetapi juga membawa kita ke dalam kehidupan baru di mana kita dipanggil untuk berpartisipasi dalam pembaruan dunia yang diciptakan-Nya,” tulis Wright. Bagi Wright, kekayaan anugerah Allah terlihat tidak hanya dalam keselamatan pribadi, tetapi juga dalam panggilan untuk hidup dalam misi Allah di dunia ini.
5. Keselamatan Melalui Iman: Bukan dari Diri Sendiri, tetapi Karunia Allah
Efesus 2:8-9 menegaskan bahwa keselamatan adalah hasil dari anugerah Allah melalui iman, dan ini bukan hasil dari diri sendiri, tetapi adalah karunia Allah. Ini adalah salah satu ayat paling jelas dalam Alkitab yang menekankan bahwa keselamatan adalah pemberian Allah yang tidak bisa diperoleh melalui usaha manusia. Tidak ada tempat bagi kebanggaan atau kesombongan manusia dalam keselamatan, karena semuanya adalah karya Allah.
Martin Luther menekankan bahwa iman adalah instrumen yang dengannya kita menerima anugerah keselamatan. “Iman bukanlah pekerjaan manusia, tetapi alat yang digunakan Allah untuk memberikan keselamatan kepada kita. Iman adalah respons kepada anugerah Allah yang bekerja di dalam hati kita,” tulis Luther dalam The Freedom of a Christian. Bagi Luther, keselamatan adalah anugerah yang sepenuhnya diberikan oleh Allah, dan iman adalah cara kita menerimanya.
J.I. Packer dalam Knowing God juga menekankan bahwa iman bukanlah usaha manusia, tetapi karunia dari Allah. Packer menulis, “Iman adalah pemberian Allah, yang memungkinkan kita untuk menerima keselamatan yang diberikan melalui Kristus. Kita tidak bisa bermegah dalam iman kita, karena itu adalah hasil dari karya Allah dalam hidup kita.” Ini menunjukkan bahwa bahkan iman kita untuk percaya kepada Kristus adalah anugerah yang diberikan oleh Allah.
6. Diciptakan dalam Kristus untuk Melakukan Pekerjaan Baik
Efesus 2:10 menekankan bahwa kita adalah “buatan Allah, diciptakan dalam Yesus Kristus untuk melakukan pekerjaan baik yang dipersiapkan Allah sebelumnya.” Ayat ini menunjukkan bahwa meskipun kita diselamatkan oleh anugerah, bukan oleh perbuatan, perbuatan baik tetap memiliki peran penting dalam kehidupan orang percaya. Perbuatan baik adalah hasil dari karya keselamatan Allah dalam hidup kita, bukan cara untuk memperoleh keselamatan.
John Calvin, dalam Institutes, menegaskan bahwa pekerjaan baik adalah buah dari iman yang sejati. “Perbuatan baik adalah tanda dari keselamatan, bukan sarana untuk mencapainya. Mereka yang diselamatkan oleh anugerah Allah akan secara alami menghasilkan buah dalam perbuatan baik, karena mereka telah diciptakan baru dalam Kristus untuk melakukan kehendak-Nya,” tulis Calvin. Bagi Calvin, perbuatan baik adalah bukti dari kehidupan baru yang diberikan oleh Allah melalui keselamatan.
N.T. Wright, dalam After You Believe, menekankan bahwa pekerjaan baik adalah bagian dari panggilan kita sebagai orang percaya untuk hidup dalam transformasi yang dibawa oleh Kristus. “Kita dipanggil untuk melakukan pekerjaan baik sebagai respons terhadap kasih karunia Allah, dan ini adalah bagian dari misi kita untuk mencerminkan kerajaan Allah di dunia ini,” tulis Wright. Bagi Wright, perbuatan baik bukanlah upaya untuk mendapatkan keselamatan, tetapi adalah tanggapan yang penuh syukur terhadap anugerah Allah.
Kesimpulan
Efesus 2:4-10 memberikan gambaran yang mendalam tentang kasih karunia Allah dalam keselamatan. Ayat-ayat ini menegaskan bahwa keselamatan adalah hasil dari kasih dan belas kasihan Allah, yang diberikan melalui anugerah dan diterima melalui iman. Keselamatan bukanlah hasil dari usaha manusia, tetapi adalah karunia Allah yang diberikan kepada mereka yang percaya kepada Yesus Kristus.
Pandangan dari teolog-teolog seperti John Calvin, Martin Luther, J.I. Packer, dan N.T. Wright memperdalam pemahaman kita tentang makna kasih karunia dan anugerah Allah. Mereka menegaskan bahwa keselamatan adalah karya Allah yang sepenuhnya, dan kita dipanggil untuk hidup dalam iman dan ketaatan sebagai tanggapan atas anugerah yang telah kita terima.
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk mengenali bahwa keselamatan kita adalah hasil dari anugerah Allah yang tak terukur. Kita juga dipanggil untuk hidup dalam iman yang aktif, melakukan pekerjaan baik sebagai bukti dari transformasi rohani yang telah terjadi dalam hidup kita. Kasih karunia Allah yang menyelamatkan kita adalah dasar dari kehidupan Kristen, dan kita dipanggil untuk hidup dalam pengenalan yang mendalam akan kasih-Nya serta untuk membawa kasih itu kepada dunia di sekitar kita.
Please <a href="/forum/login">login</a> or <a href="/forum/register">register</a> to leave a response.